­
­

Ah! aku geram sekali denganmu!!

19.19

Bagiku kau terlalu menusuk mata ketika kemarau,

Kau berbeda sekali dengan biasanya akhir-akhir ini,

Apa kau sudah kekurangan air?

Apa kau merasa kalau aku sudah tak bisa menghidupimu lagi?

Seluruh tubuhmu sudah merasakan kering yang sangat sinting kah?

Sahabat, aku mencoba untuk menghidupimu setiap hari.

Aku selalu berusaha untuk tetap menjadi teman bersiulmu kala angin sore merontokkan daunmu satu per satu.

Coba ingat, kala semi datang.

Kau begitu hijau.

Centil sekali kau terlihat berlenggak lenggok menikmati angin.

Dan aku suka. kau dengar sahabat, aku suka.

Kau hampir setiap hari mengajakku bersiul.

Sampai kau pun menertawaiku geli karena melihat bibirku menebal gara-gara menemanimu bersiul setiap hari.

Ingat, sahabat?

Ah! aku benci ternyata kau tak ingat!

Aku geram sekali denganmu.

Ingin sekali tega denganmu dan membiarkanmu mati kekeringan.

Aku benci kepadamu kalau kau terus-terusan tidak ingat begini.

Tapi sudahlah, aku tahu kau memang seperti itu.

Suka sekali meledekku, iya kan?

Sampai pada akhirnya,

Aku kelelahan membuatmu ingat.

Aku mencari pelabuhan bersandar sejenak, ya.. melepas penat pikirku.

Sahabat bagiku bukanlah dedaunan hijau yang terlihat segar ketika di sentuh air.

Karena ketika kemarau ku datangkan, mereka berubah menguning bahkan cokelat hingga akhirnya berguguran.

Aku bisa saja menjadi semi dan kemarau kapan pun aku mau,

Hanya saja yang aku tanyakan "apakah kamu mau tetap menghijau ketika semi atau kemarau?"..

Datanglah kemari ketika semi dan menjauhlah sejauh-jauhnya ketika kemarau, itu akan membuatmu am

Hingga kalimat itu terlontar,

Ternyata kau masih tidak mau ingat juga.

Ah! aku geram sekali denganmu!!

You Might Also Like

0 komentar